Masa Orientasi
Siswa atau disingkat MOS atau sering disebut juga Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (disingkat MPLS) merupakan sebuah kegiatan yang
umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru.
Masa orientasi lazim kita jumpai hampir di
tiap sekolah, mulai dari tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Tak pandang itu sekolah negeri maupun swasta, semua menggunakan cara itu untuk
mengenalkan almamater pada siswa barunya.
MOS dijadikan sebagai ajang untuk melatih
ketahanan mental, disiplin dan mempererat tali persaudaraan. MOS juga sering
dipakai sebagai sarana perkenalan siswa terhadap lingkungan baru di sekolah
tersebut. Baik itu perkenalan dengan sesama siswa baru, kakak kelas, guru
hingga karyawan lainnya di sekolah itu. Tak terkecuali pengenalan berbagai
macam kegiatan yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah.
Dalam
kegiatan MOS pasti ada tujuan yang ingin dicapai. Tujuan yang hendak dicapai
dalam kegiatan MOS itu adalah :
1.
Memperkenalkan
siswa pada lingkungan fisik sekolah yang baru mereka masuki
2.
Memperkenalkan
siswa pada seluruh komponen sekolah beserta aturan, norma, budaya, dan tata
tertib yang berlaku di dalamnya.
3.
Memperkenalkan
siswa pada keorganisasian
4.
Memperkenalkan
siswa untuk dapat menyanyikan lagu hymne dan mars sekolah
5.
Memperkenalkan
siswa pada seluruh kegiatan yang ada di sekolah
6.
Mengarahkan
siswa dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat mereka
7.
Menanamkan
sikap mental, spiritual, budi pekerti yang baik, tanggung jawab, toleransi, dan
berbagai nilai positif lain pada diri siswa sebagai implementasi penanaman
konsep iman, ilmu, dan amal
Menanamkan
berbagai wawasan dasar pada siswa sebelum memasuki kegiatan pembelajaran secara
formal di kelas.
Sejarah MOS
Sebenarnya
jika ditelusuri, Sejarah MOS/Ospek ini sudah ada sejak Zaman Kolonial dulu,
tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927). Pada masa
itu, mereka yang baru masuk harus menjadi “anak buah” si kakak kelas itu
seperti membersihkan ruangan senior. Dan hal itu berlanjut pada masa
Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942)
(STOVIA dan GHS sekarang menjadi FKUI Salemba), pada masa GHS ini kegiatan itu
menjadi lebih formal meskipun masih bersifat sukarela. Istilah yang digunakan
pada saat itu adalah ontgroening atau “membuat tidak hijau lagi”, jadi proses
ini dimaksudkan untuk mendewasakan si anak baru itu.
Ketika
sudah merdeka pun, proses ini masih dilanjutkan bahkan sampai sekarang. Setelah
era 50-an, kegiatan ini dibuat lebih “wajib”. Bahkan malah terkesan semakin
tidak mendidik dan hanya menjadi ajang kepuasan si kakak kelas. Yang biasanya
menjadi bagian “pemlonco” seringkali orang-orang yang kurang kerjaan, jadi
semakin membuat kesan tidak mendidik. Bentuk “perkenalannya” pun lebih ke
bentuk yang kurang mendidik dan hanya untuk lucu-lucuan seperti si anak baru
harus menggunakan aksesoris yang terlihat “lucu”, menggunduli rambut, memakai
dandanan yang aneh-aneh, dsb. Dan kegiatannya pun biasanya seenak jidat si
senior, seperti membawa barang-barang aneh, dll. Dan penuh kegiatan fisik
pastinya.
Dan
anehnya, walaupun banyak ditentang semenjak era 60-an. Kegiatan seperti ini
seakan tidak ada matinya, malah dalam perkembangannya kegiatan seperti ini
malah ditiru oleh SMP dan SMA. Dengan dalih “adaptasi dan peralihan masa”,
kegiatan inipun dicontoh oleh satuan pendidikan dibawahnya. Walau tidak sesadis
di Universitas, tetap saja terkesan tidak mendidik dan kurang bermanfaat,
khususnya pada MOS di sekolah negeri.
Tetapi,
seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan dari masyarakat kebanyakan.
Kegiatan inipun semakin lama semakin “ringan” dan “mendidik”. Ditambah dengan
semakin terlibatnya pihak sekolah/kampus yang menyebabkan semakin “terdidik”
juga pelaksananya juga. Sewaktu saya melaksanakan MOS pun, isinya sudah lebih
banyak pendidikannya dan semakin kecil unsur ploncoannya (Tapi saya Swasta
sih), Dibandingkan dengan cerita saudara-saudara saya yang mengalami MOS di
90an awal, 90an akhir, dan 2000an awal. Dan bahkan di beberapa Universitas,
kegiatan seperti itu sudah dihapuskan seperti di kampus .
*sumber: wikipedia, kumpulan sejarah
*sumber: wikipedia, kumpulan sejarah
0 komentar:
Posting Komentar